KEMACETAN LALU LINTAS DI JEMBATAN LAMNYONG
Penelitian ini mengkaji tentang masalah kemacetan
lalu lintas yang terjadi di sepanjang arah menuju ke Darussalam, tepatnya di
Jembatan Lamnyong Banda Aceh. Saya telah meneliti selama beberapa hari tentang
bagaimana arus lalu lintas yang terjadi disana. Sebagaimana yang saya lihat,
arus lalu lintas di jembatan tersebut sangatlah buruk. Kelancaran dan
ketertiban pengendara sepeda motor tidak tampak disana. Masalah kemacetan
ternyata telah menjadi rutinitas warga yang melintas di jalan tersebut setiap
harinya. Kemacetan kerap terjadi di pagi hari dan sore harinya, karena jalur
tersebut merupakan jalur utama mahasiwa menuju
kampus. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Darussalam adalah Pusat
Kota Mahasiswa Di Banda Aceh. Meski wilayah Darussalam berada di pinggiran Kota
Banda Aceh, arus lalu lintas di kawasan ini cukup padat, terutama oleh
mahasiswa di dua kampus besar di Aceh, Unsyiah dan Uin Ar-Raniry.
Setiap
paginya pada jam-jam sibuk masyarakat memulai melakukan aktivitas nya, seperti PNS
masuk kantor dan siswa masuk sekolah dan juga para mahasiswa yang menuju ke
kampus antara pukul 07.00-08.00 wib di ruas jalan dan jembatan Lamnyong itu
terjadi kemacetan parah. Begitu pula pada saat pulang jam kantor dan pulang
anak kuliahan, antara pukul 17.00-18.00. Selain para mahasiswa-mahasiswi yang
menjadi pengguna setia jembatan tersebut tampak pula para pedagang yang membawa
gerobak dagangan mereka. Jembatan yang di padati oleh ribuan kendaraan mulai dari sepeda motor, becak, mobil dan
bahkan truk itu tak di sadari usianya mulai dari 1990-an sampai 2014 lalu,
belum ada program pelebaran jalan tersebut dengan kondisi yang sudah selayaknya
untuk di perbaharui. Jembatan yang tidak terlalu luas, hanya berkisar untuk
empat muatan mobil, tetapi pengguna jembatan Lamnyong ini sudah melebihi dari
muatan kapasitas yang seharusnya. Selain dari faktor adanya Kampus dan Lembaga
Pendidikan Lainnya yang banyak terletak di kawasan itu, faktor lain yang
mendukung adalah semakin hari dari tahun ke tahun jumlah kendaraan terus
meningkat di Indonesia. Sehingga orang lebih senang menggunakan sepeda motor di
bandingkan dengan berjalan kaki. Itulah yang membuat kendaraan semakin banyak
dan menyebabkan kemacetan. Jarang sekali saya melihat pejalan kaki di jembatan
tersebut, tetapi yang kerap sekali saya lihat adalah kemacetan dengan suara
bising dan hiruk pikuk kendaraan yang tidak teratur.
Kemacetan
dapat saja menimbulkan dampak positif, karena kemacetan dapat mengurangi angka
kecelakaan. Contohnya: pada saat macet kendaraan berjalan pelan-pelan sehingga
jarang sekali menimbulkan kecelakaan. Ada terjadi kecelakaan tetapi hanya
kecelakaan kecil. Seperti ada mobil atau motor yang terserempet. Setidaknya
dengan kemacetan dapat mengurangi angka kecelakaan. Tapi dengan adanya
kemacetan itu sendiri masyarakat mengalami kerugian waktu, waktu kita terbuang
sia-sia hanya karena terjebak dalam kemacetan.
Padatnya
pengguna jalan di jembatan Lamnyong, membuat para pengguna jalan yang melintas
di jembatan tersebut khawatir, mereka khawatir akan runtuhnya jembatan
tersebut, sebab kabarnya jembatan itu sudak tidak kuat lagi untuk menampung
ribuan kendaraan di atas permukaannya. Atas keluhan-keluhan masyarakat selama
beberapa tahun ini, agar jembatan itu segera cepat di lakukan Rehabilitasi
Pelebaran jalan dan Pembangunan jembatan yang berkualitas, tujuan nya agar
terciptanya kedisiplinan dan keteraturan berkendara di jembatan tersebut.
Walikota dan Gubernur Aceh akhirnya berhasil mewujudkan keinginan masyarakat, pemerintah
Aceh mulai resmi melakukan pengrehabilitasian jembatan Lamnyong pada awal bulan
Desember 2015 lalu. Tidak hanya jembatan Lamnyong yang di lakukan pelebaran
jalannya, tetapi jembatan Krueng Cut yang di sebut-sebut sebagai jembatan
kembar dari jembatan lamnyong tersebut juga ikut di Rehabilitasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar